Saturday, August 2, 2008

SANG PENARI (2)

Sesampainya di tempat tersebut, saya langsung mencari kepala desa, tapi beliau lagi pergi. Kebetulan yang menghampiriku dan kutanyai adalah staf desa yang langsung mengajakku kerumah kepala desa. Yang kami dapati di rumah pak desa hanya istrinya dan seorang anaknya. Langsung saja dengan tujuanku dating ketempat ini dan bekerja seperti biasamya sebagai surveyor………………sampai jam 6 malam pekerjaanku belum selesai belum selesai
Ditempat itu kita hampir tidak dapat menemukan pemuda dan pemudi yang berusia remaja. Jika pun ada mereka pasti sudah berkeluarga. Hanya Ada 3 jawaban jika mencari mereka di tempat itu, jawaban pertama mereka keluar dari desa itu ke Kota Muna atau ke kota bau-bau untuk bersekolah itu pun bagi mereka yang mampu dan anak-anak mereka masih punya motifasi untuk bersekolah, maklum fasilitas pendidikan didesa itu tidak ada. Bahkan sekolah dasar saja, anak-anak mereka harus berjalan sampai 9 kilo meter melalui hutan dan jalan bebatuan cadas. Jawaban yang kedua mereka merantau ke Tanah Serawak (Malaysia) untuk bekerja, disana mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga atauburuh bangunan. Katanya, didaerh mereka sulit untuk mencari pekerjaan dan jika ada penghasilan mereka kecil. Jawaban yang ketiga ikut kapal nelayan dari daerah lain untuk menangkap ikan. Yang terakhir ini mereka lakukan apa bila tidak punya kesempatan atau tidak memiliki surat-surat yang lengkap untuk merantau ke Serawak.
Kehidupan mereka sebenarnya sederhana (jika kita melihat masyarakatnya secara umum) walaupun mereka selalu bermimpi untuk memiliki kehidupan seperti orang yang mapan. Daearah mereka memang berada di tepi pantai, tapi bukan berarti dipenuhi dengan hamparan pasir. Hanya beberapa kilometer saja yang berpasir, hanya tempat mendirikan rumah sekampung saja, yang lainnya hanya batu bercadas. Jadi tidak mungkin untuk mereka bertani atau berkebun disekitar tempat tinggalnya. Kebun mereka memang ada, tapi jaraknya yang 20 kilo meter ke arah utara dari lokasi pemukiman.
Satu hal yang menarik dari komunitas desa ini. Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar memiliki aktivitas lain dari yang lazimnya pada saat pulang sekolah. Sesampainya dirumah, setelah mengganti seragam sekolah dengan celana pendeknya, dengan beberapa temannya sampai membentuk kelompok-kelompok kecil yang tersdiri dari 2-3 orang, dengan sampan kecilnya yang ditarik dari kolong rumah menuju ke pantai. Saya hampir ikut ambil bagian dengan mereka, tapi belum tau kemana dan apa tujuan mereka. Aku pun tak mau bertanya sampai aku membuktikan sendiri apa yang sebenarnya mereka lakukan. Setelah menunggu beberapa jam, mereka kembali dengan wajah yang riang tak jauh beda dengan anak seusia mereka di tempat lain yang tidak pernah memikirkan beban hidupnya. Sampai di tepian mereka menarik kembali sampannya dan meletakkan ditempat asalnya, dibawah kolong rumah. Saat itu pula telah ku temukan jawaban yang sejak tadi menjadi kegelisahanku. Kantong plastik yang dikeluarkan dari sampan kecil tadi, kemudian isinya dihamburkan kedalam baskom yang lebar….buarrrrrrrrrrr, yang jatuh tenyata GURITA………….kecil. woowwwwwwwww…….
“Satu kilo harganya sekitar enam ribu rupiah lho” kata seorang ibu yang melihat hasil yang didapatkan anaknya kepada saya. Yang mereka dapatkan hari itu sakitar dua kilo lebih, berarti mereka bisa menghasilkan sampai lima belas ribu perharinya.

Maaf………….sampai disini dulu ya…….,soalnya lagi ada kerjaan yang menunggu tuk di ketok lagi......sy janji episode depan pasti selesai......ok
Info Lowongan Kerja

SANG PENARI (2) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Roni

0 comments: