Saturday, February 21, 2009

Macetnya Kota Makassar

Kota ini sudah hampir mirip Kota Jakarta yang setiap hari mengalami kemacatan. Setiap pagi dan sore hari sampai pada jam 8 malam. Jalan-jalan protokol sampai pada jalan alternative yang selama ini menjadi pengalihan apa bila arus kendaraan yang ada dijalan protokol sudah tersendat dari kemacetan.
Kemacetan yang dialami oleh kota Makassar saat ini bukan lagi disebabkan oleh sempitnya jalan raya atau sedikitnya jalur alternative untuk menghubungkan setiap jalan protokol, tetapi semakin bertambahnya populasi kendaraan yang ada di kota ini. Salah satu jenis kendaraan yang memberikan sumbangsih kemacetan dikota ini yaitu kendaraan roda dua.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, Ruslan Abu (saya kutip dari UPEKS online yang disunting pada hari Jumat, 12-01-2007 ) menjelaskan, “kendaraan roda Dua merupakan salah satu sumber timbulnya kemacetan di kota ini. 63% transportasi di dominasi kendaraan roda Dua, namun Ruslan belum dapat menjelaskan berapa jumlah kendaraan roda Dua yang ada saat ini, termasuk laju pertumbuhan setiap tahunnya”.
Sedangkan LAMBANG BASRI SAID (17/12), mengatakan, “di Makassar jumlah unit kendaraan bermotor tercatat sekitar 306.814 unit atau 73% dari kendaraan yang beroprasi di Kota Makassar dengan tingkat pertumbuhan rata-rata mencapai 20% per tahun” (saya kutip dari UPEKS Online yang disunting pada hari selasa, 18-12-2007).
Jika kita mencari ratio kepadatan kendaraan yang ada di kota makassar, yang luas kota ±175,77 Km2 termasuk 11 pulau di Selat Makassar dengan panjang jalan raya yang ada di Kota Makassar adalah 1.593,46 Km (data yang ada pada BPS “Makassar dalam angka tahun 2006” yang sejak tahun 2003 tidak pernah berubah. Entah ini benar atau tidak, saya tidak punya kesempatan untuk mengukurnya). Bagaimana ya…. cara mencari ratio kepadatannya…..biar anda sendiri yang menghitung kepadatan kendaraan roda dua yang ada di kota kita ini. Dan bagaimana jika kepadatan yang anda dapatkan ditambah dengan kendaraan roda empat dari jenis kendaraan pribadi dan angkutan umum.
Ya…bayangkan saja jika kendaraan yang ada di Makassar beroprasi secara besamaan. Bagaimana dengan nasib para pejalan kaki? Apakah mereka masih mendapatkan tempat yang selama ini disebut dengan trotoar? Hampir saja hak mereka untuk berada di jalan terampas oleh kendaraan yang tak mau tau dan dengan sombongnya melaju tanpa meresa bersalah akan hak mereka. Belum lagi dengan para pedagang kaki lima yang tergusur dengan alasan bahwa merekalah yang menyebabkan kemacetan. Ya memang betul kalau mereka berjualan sampai mengambil badan jalan, tapi apakah tudingan tersebut harus sepenuhnya ditanggung oleh PKL. Wahhhhh……..sangat kejam pak!!!!!!!!
Pertanyaan buat mereka yang memegang kebijakan dikota ini, “Apakah tidak ada aturan yang dapat mengontrol laju populasi kendaraan yang beroprasi di kota kita ini?”
Coba saja kita lihat para pengendara motor yang berlalu lalang di sepanjang jalan, pasti diantara mereka masih ada anak yang belum cukup umur untuk mendapatkan SIM dan dengan bebas melaju diatas aspal hitam. Salah satu bukti bahwa tidak ada kepedulian untuk melihat secara cermat bagaimana dengan kondisi yang terjadi dijalan dan siapa penggunanya.
Sebuah ilustrasi yang bisa saya sebutkan untuk anda yaitu sekitar 7 tahun yang lalu, parkiran yang ada di UNHAS masih dapat dilalui oleh para pejalan kaki diantara sela-sela motor yang terparkir. Tapi sekarang, lihat saja kondisi yang ada di beberapa fakultas pada pagi hari sampai siang, parkiran itu terlihat sesak dan hampir tak satupun celah y diang dapat lalui seekor bebek. Sama seperti yang disebutkan oleh saudara Edwin dalam tulisannya tentang “Unhas Kekurangan Lahan parkir” yang disunting pada Makassar Terkini pada hari kamis 20 Nov 2008.
Saya tidak mengajak anda yang membaca untuk tidak lagi membeli kendaraan roda dua atau menunjukkan ketidak mampuan saya untuk membeli barang terbut walaupun kalian dengan mundah untuk memperolehnya. Cobalah untuk berpikir dengan melihat isu yang pernah ada di negara kita bahkan sampai dunia sekalipun. Saat munculnya isu GLOBAL Warming, dan tentang krisis BBM. Kedua isu tersebut punya kaitan yang sangat erat dengan bertambahnya populasi kendaraan roda dua.

Macetnya Kota Makassar Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Roni

0 comments: