Tuesday, August 5, 2008

Sang Penari (3)

Menjelang magrib, sebenarnya saya sedikit gelisah. Saya tidak tau harus mandi dimana. Ternyata kebiasaan orang-orang yang bermukim disini menggunakan pantai sebagai fasilitas umum. Ya tempat mandilah, tempat buang air………., dan segala macamnya yang berhubungan dengan air. Tapi untuk minum mereka punya satu sumur yang airnya sedikit tawar kebanding air laut. Terpaksa……….saya harus menceburkan diri untuk mandi sore di pantai (yang nantinya saya pulang membawa dua telur asin). Seperti itulah nasib seorang surveyor, harus hidup sesuai dengan apa yang ada dilokasi survey dan jangan menuntut banyak dari masyrakat.
Malam yang penuh sayup dan angin pantai kembali memberiku pertanyaan. Melihat sekeliling rumah Pak Ahmad yang sunyi senyap, beliau pun menghampiriki di teras rumah panggungnya…..”ada apa, kenapa kamu seperti mencari-cari sesuatu?”. “Pa, kenapa disekitar rumah bapak sunyi, padahal tadi siang saya lihat banyak orang berktifitas di sekitar rumah bapak?”. Memang sussana yang ada pada malam itu sangat sunyi walaupun rumah mereka agak rapat. “kalau malam sebenarnya tidak sunyi, hanya saja mereka berkumpul di rumah warga yang memiliki TV, nah disana itu tempat mereka berkumpul. Jadi kalau mau mencari mereka jangan di rumah yang tidak memiliki TV. Mencari mereka juga gampang, disini warga yang memiliki TV hanya ada 4 rumah.” Kata Pak Ahmad. Oh………begitu ceritanya. Listrik yang digunakan disini juga bukan bersumber dari PLN, tapi dari generator milik warga dikampung ini. Penggunaannya pun dibatasi. Generatornya mulia aktif jam 6 sore sampai jam 10 malam. Setelah berbincang-bincang dengan beliau, sampai sekitar jam 9 malam pada saat itu aku mulai ngantuk dan meminta ijin untuk menuju ke pembaringan.
Tidak terasa kesibukan yang terjadi dirumah tersebut sampai membangunkan ku dari lelap dipagi yang dingin. Benar-benar tidak ada yang sempat kurasakan jika aku tertidur selama 9 jam. Mungkin itu buah dari kesibukanku kemarin mondarimandir mengelilingi desa mencari responden. Akupun pun bergegas merapikan diri untuk meperlihatkan dirku pada keluarga Pak Ahmad, jangan sampai saya dikira pemalas. Aktifitas yang mulai saya kerjakan yaitu kembali menceburkan diri di pantai…….wuih segar juga….walaupun mandi saat ini lain dari kebiasaanku yang sebenarnya…..ya…mau apa lagi. Setelah mandi dan berpakaian rapi, saya diajak pak ahmad keruang tamunya….ternyata dimeja sudah menunggu teh hangat dan goregan yang kelihatannya sangat menggoda. Kembali Pak Ahmad menceritakan tentang kondisi desa ini. Jam delapan lewat sedikit saya sudah mulai peking barang bawaanku dan meminta pamit kekeluarga Pak Ahmad untuk melanjutkan perjalananku ketempat berikutnya yaitu Desa Losari Kecamatan Mawasangka Timur yang menempuh perjalanan sekitar tiga jam kearah utara…..

Tulisan ini dari pengalaman saya pada saat survey di Desa Kance Bungi, Mawasangka, Kabupaten BUTON Sulawesi Tenggara bulan Februari 2007 lalu bersama Lembaga Survey Indonesia.

Sang Penari (3) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Roni

0 comments: